Jelang Kuliah : SEKOLAH LOKAL, IJAZAH GLOBAL
Gonjang-ganjing tentang mutu pendidikan tinggi yang semakin disorot akhir-akhir ini membuat banyak pihak yang terlibat mulai bingung, seperti apa sebenarnya konsep pendidikan tinggi yang ideal di Indonesia. Karena banyak bukti menunjukkan pendidikan tinggi di Indonesia jauh tertinggal di bandingkan negara lain. Meskipun kita bersikap masa bodoh dengan survei yang menyatakan posisi pendidikan tinggi Indonesia termasuk papan bawah di Asia bahkan di dunia, ada baiknya kita melirik bagaimana sebenarnya sistem pendidikan tinggi di negara-negara yang tergolong maju.

Mengapa saat ini, banyak orang yang ingin kuliah ke luar negeri ? Dua penyebab utamanya adalah perusahaan-perusahaan di seluruh dunia semakin menyadari bahwa pendidikan internasional makin penting di perekonomian global, dan globalisasi karir juga memaksa masyarakat mengambil kualifikasi internasional agar tidak ketinggalan. Saat ini kuliah ke luar negeri menjadi pilihan, baik untuk program S1 maupun jenjang studi yang lebih tinggi (S2/S3). Beberapa negara maju menawarkan program bantuan atau beasiswa pendidikan ke luar negeri.

Lulus SMU mau ke mana ?. Biasanya usai pengumuman SPMB-PTN merupakan waktu “panen” bagi PTS. Karena lebih kurang hanya 20 persen peserta tes SPMB-PTN yang dinyatan lulus, sisanya itulah yang merupakan pangsa pasar PTS. Malah pada beberapa perguruan tinggi swasta jauh sebelum pelaksanaan SPMB sudah mengadakan penjaringan mahasiswa baru. Selain itu pula bagi mereka yang memiliki dana cukup ketika ingin meneruskan kuliah, salah satu alternatif adalah menimba ilmu di luar negeri. Ketakutan tentang biaya kuliah yang mahal tidak lagi jadi satu alasan untuk melirik peluang ke sana. Hal ini diungkapkan oleh Rendy Djauhari, PR & Marketing Coordinator Nederlands Education Centre (NEC). "Segi harga cukup kompetitif dengan negara lain bahkan dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Indonesia".

Kondisi amat terbatasnya daya tampung Perguruan Tinggi Negeri (PTN), memberi kesempatan luas kepada peguruan tinggi swasta untuk memasuki pasar perguruan tinggi. Selain itu, beberapa perguruan tinggi swasta memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi bahwa mereka memiliki segmen pasar tersendiri, sehingga tidak bergantung kepada hasil SPMB. Dari sisi PTS, besarnya pangsa pasar perguruan tinggi yang dikuasainya merupakan simbol kesuksesan. Dari sisi calon konsumen pendidikan tinggi, kualitas pendidikan tinggi yang akan dibeli merupakan suatu tuntutan.

Kualitas pendidikan tinggi merupakan output proses pendidikan tinggi yang dikelola oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Karena itu informasi tentang proses pendidikan tinggi di suatu kampus harus dicari dan dijadikan bahan pertimbangan utama calon konsumen pendidikan tinggi. Tanpa memiliki informasi proses pendidikan tinggi tersebut, konsumen akan melakukan investasi pendidikan secara tidak benar. Proses pendidikan tinggi yang akan menghasilkan pendidikan bermutu, harus didukung berbagai faktor penting, antar lain
1) Kualifikasi Dosen
2) Status Dosen di Perguruan Tinggi tersebut
3) Kuantitas Perkuliahan
4) Jumlah buku bacaan di perpustakaan
5) Kualitas Penyajian Kuliah
6) Proses Penilaian Prestasi Belajar
7) Keberadaan Alumni
8) Sarana Pendukung lainnya.

Kesungguhan suatu PTS dalam mengelola pendidikan tinggi dapat dibaca dari jumlah dosen tetapnya. Bila jumlah dosen tidak tetap lebih banyak dari dosen tetapnya sementara jumlah mahasiswanya begitu banyak, maka perguruan tinggi tersebut dapat dinilai belum bersungguh-sungguh dalam menjual jasa pendidikan tinggi. Dengan demikian jumlah dosen tetap sebuah perguruan tinggi dapat dijadikan suatu indikator proses pendidikan yang berlangsung di perguruan tinggi tersebut.

Makin banyak perguruan tinggi swasta yang mengembangkan program gelar ganda, sehingga strategi meluncurkan program gelar ganda di beberapa PTS dalam negeri semakin gencar dilakukan. Tak hanya PTN namun juga melibatkan pihak PTS. Strategi ini diterapkan untuk mempersiapkan lulusan PTN/PTS di era perdagangan bebas dengan mensejajarkan universitas yang ada didalam negeri dengan diluar negeri. Selain itu juga bahwa, metode transfer kredit adalah sistem memindahkan standar studi kurikulum luar negeri ke dalam negeri yang berdampak pada penghematan biaya pendidikan. Caranya, kampus di dalam negeri bekerja sama dengan kampus-kampus besar & terkenal serta mempunyai reputasi akademik yang bagus di luar negeri, kemudian kampus di dalam negeri tersebut menerapkan sistem studi yang berstandar kurikulum luar negeri dalam batas waktu tertentu. Mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru, bahasa pengantar, kurikulum, silabus mata kuliah harus sesuai dengan yang digunakan di kampus luar negeri tersebut.

Program gelar ganda memungkinkan mahasiswa untuk mendapat dua gelar. Satu gelar dari universitas dalam negeri, sedangkan satu lagi dari luar negeri. Adanya pengakuan dari luar negeri inilah meningkatkan daya saing lulusan PTN maupun PTS. Karena harus diakui, hingga kini lulusan dalam negeri masih dipandang sebelah mata di pasar bebas. Kerjasama tersebut pada dasarnya merupakan upaya PTN/PTS untuk bisa diakui di dunia Internasional dan mensejajarkan diri dengan unversitas dari luar negeri. Untuk mendapatkan gelar ganda, mahasiswa bisa mengambil program 2+1, yaitu mengikuti tiga tahun pengajaran di dalam negeri dan satu tahun di luar negeri. Atau dengan program 3+0, sehingga para mahasiswa tidak perlu pergi ke luar negeri. Pengajaran diberikan di dalam negeri dengan dosen yang dimodifikasi antara lokal dan juga mendatangkan dosen dari luar negeri. Setelah selesai, mahasiswa akan mendapat gelar sarjana & ijazah dari luar negeri, serta dalam negeri.

Dengan pola inilah, maka PTN maupun PTS di Indonesia dapat menghasilkan Lulusan Sarjana yang dapat GO International untuk meraih peluang kerja diluar negeri, selain bisa juga meraih peluang kerja di dalam negeri sendiri. Sehingga akan meningkatkan citra Bangsa Indonesia, sebagai negara exportir tenaga ahli.

Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap bangsa dan negara yang kita cintai ini, serta merupakan terapi akademis bagi anak bangsa, yang menyadari bahwa pendidikan tinggi harus menjadi solusi untuk meningkat SDM dalam penguasaan IPTEK sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan tinggi yang baik & bermutu, karena hal ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan Juga Bangsa Indonesia.










0 Responses

Posting Komentar